Diajak Susi, Perusahaan Rusia Investasi Rp 2,6 Triliun di Sektor Pengolahan Ikan

Diajak Susi, Perusahaan Rusia Investasi Rp 2,6 Triliun di Sektor Pengolahan Ikan

Jakarta – Pemerintah telah berkomitmen menutup pintu bagi kapal asing bisa menangkap ikan di laut Indonesia. Namun, guna meningkatkan investasi di industri perikanan, pemerintah membuka peluang sebesar-besarnya untuk swasta maupun asing.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, saat ini pemerintah telah berkomitmen untuk membuka kepemilikan asing hingga 100% di sektor industri pengolahan perikanan.

“Untuk processing, dari yang tadinya minoritas, jadi 100% boleh masuk asing. Karena kita butuh teknologi, pasar dana kapital. Kalau menangkap ikan, kita bangsa bahari. Hanya beberapa program pemerintah dalam beberapa dekade belakangan terkonsentrasi di darat, itu yang menyebabkan ketinggalan ekonomi bahari kita,” ungkapnya dalam paparan di Forum BUMN, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2016).

KKP sendiri kata dia akan berinvestasi dalam industri perikanan di pulau-pulau terdepan tahun 2017. Ada 12 lokasi dari Sabang sampai Merauke.

Yang paling terbaru, pemerintah kembali memperkuat kerja sama sektor kelautan dan perikanan dengan Pemerintah Rusia. Pada tahap awal ini, akan ada pembangunan 10 unit pengolahan ikan di 10 lokasi pulau-pulau terluar Indonesia.

“Kita akan membangun pusat pengolahan, pemerintah akan investasi tapi swasta juga akan ikut. Rusia sudah berniat masuk di 10 tempat. Pemerintah sendiri akan membangun di 15 pulau, 12 di antaranya jadi prioritas di pulau-pulau terluar,” tutur dia.

Adapun nilai investasi yang dibukukan dari kerja sama dengan Rusia dalam 10 lokasi ini kata dia mencapai US$ 200 juta (Rp 2,6 triliun), bekerja sama dengan satu perusahaan swasta Rusia, Blackspace.

Sementara dari pemerintah, Indonesia akan menganggarkan sekitar Rp 1,5 triliun untuk 15 lokasi pembangunan fasilitas perikanan.

“Kalau tidak salah pemerintah kita akan investasi hampir Rp 1,5 trilun. Ada sampai 15 tempat. Rusia kurang lebih US$ 200 juta dolar oleh satu perusahaan Blackspace,” katanya.

Pemerintah selanjutnya akan melakukan pemerataan jumlah industri pengolahan dan melaukan transportasi yang terintegrasi sehingga memudahkan ikan keluar dari wilayah penangkapan ke pasar. Ini juga mengubah pola industri perikanan sebelumnya yang kerap melakukan transhipment di tengah laut.

“Kita memang akan membangun integrated fisheries development yang terdiri dari cold storage, nelayan. Kita akan bangun pasar di TPI-TPI. Merubah pola lama yang selama ini di tranship di tengah laut yakni illegal fishing. Jadi kita membangun semuanya integrated supaya bisa jalan,” tukas dia.

Sumber

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *